Bima, tamansiswabima.ac.id - Berada di ujung timur Nusa Tenggara Barat, berdiri sebuah kampus yang berkibar sejak 2007 lalu. Perguruan tinggi masih sangat “belia”, yang terus mengukir cerita kemajuan akademik yang membanggakan. STKIP Taman Siswa Bima, yang selama ini dikenal sebagai kampus pencetak guru masa depan, kini menjelma menjadi rumah riset yang menyala terang. Tak tanggung-tanggung, kampus ini mencatatkan diri sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) dengan jumlah penelitian terbanyak kedua se-Nusa Tenggara Barat dan Bali tahun 2025. Sebuah capaian yang bukan hanya prestisius, melainkan juga historis.
Jika melihat data jumlah hibah penelitian dan pengabdian masyarakat yang lolos dari tahun ke tahun, grafik capaian STKIP Taman Siswa Bima ibarat roket yang baru saja lepas landas. Di tahun 2022, kampus ini mencatat 12 hibah penelitian dan 2 hibah pengabdian masyarakat. Angka itu sedikit menurun di tahun 2023, namun kembali melesat di tahun 2024 dengan total 17 hibah. Dan, akhirnya meledak luar biasa di tahun 2025, 39 hibah penelitian dan 5 pengabdian, total 44 judul.
Peningkatan yang mencengangkan ini bukan datang begitu saja. Ia lahir dari visi besar dan kerja kolektif yang disulam dari ruang-ruang diskusi, laboratorium ide, dan semangat berjejaring.
Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., menyebut pencapaian ini sebagai, buah dari proses panjang pembudayaan riset di lingkungan kampus. Dalam sebuah pernyataan yang pernah ia sampaikan kepada media massa, dirinya menegaskan, “Kami tidak sekadar mengejar angka. Kami ingin riset menjadi denyut nadi akademik kampus ini. Menjadi kebiasaan intelektual, bukan beban administratif.”
Di bawah nahkodanya, riset tidak lagi menjadi ‘kewajiban’, melainkan kebutuhan dan kebanggaan. Ia meyakini, STKIP Taman Siswa Bima sedang menapak jalan transformasi menjadi kampus penghasil ilmu pengetahuan berbasis lokalitas dan kemanusiaan. Hal ini juga senada dengan visi menghadirkan 30 doktor pada usia kampus yang ke-20 tahun.
Salah satu motor utama dari capaian ini adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Dipimpin oleh Dr. Nanang Diana, M.Pd., LPPM menjadi “dapur intelektual” yang terus memasok semangat riset bagi dosen.
Dalam rilisnya yang telah dimuat di media massa, Dr. Nanang (sapaan) mengungkapkan, “Kami memperkuat ekosistem riset dengan pendampingan intensif. Bukan hanya teknis proposal, tapi juga semangat kolaboratif, penguatan tema-tema berbasis kebutuhan masyarakat, dan keterlibatan mahasiswa.”
Tak kalah penting, peran Badan Publikasi Ilmiah yang dikoordinatori oleh Asriyadin, S.Si., M.Pd., menjadi jembatan antara karya dosen dan pengakuan nasional. Ia menekankan pentingnya publikasi sebagai ‘bahan bakar’ penguatan SINTA dosen.
“Kami tidak ingin karya hebat dosen STKIP hanya tersimpan di laci. Ia harus dibaca, dikutip, dan jadi referensi. Untuk itu, sistem publikasi dan manajemen jurnal kami perkuat secara berkelanjutan,” ujarnya.
Peningkatan jumlah hibah tentu berdampak langsung pada skor SINTA dosen. SINTA (Science and Technology Index) bukan hanya tolok ukur kualitas dan kuantitas publikasi dosen, melainkan juga menjadi indikator reputasi institusi.
Dengan meningkatnya jumlah dosen yang aktif dalam riset dan publikasi, maka skor SINTA dosen dan institusi STKIP Taman Siswa Bima otomatis ikut terdongkrak. Hal ini membuka jalan bagi kampus untuk meraih akreditasi unggul, memperluas jejaring nasional, dan memperkuat daya saing lulusan.
Uniknya, banyak riset dosen STKIP yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan lokal. Mulai dari pendidikan karakter berbasis budaya, penguatan literasi sains, hingga teknologi pembelajaran adaptif. Ini sejalan dengan filosofi pendidikan dan nilai-nilai Taman Siswa yang diwarisi sejak Ki Hadjar Dewantara.
STKIP Taman Siswa Bima telah membuktikan bahwa kampus daerah pun mampu bersinar dalam peta riset nasional. Melalui semangat kolektif, kepemimpinan visioner, dan atmosfer akademik yang tumbuh subur, kampus merah layak menjadi laboratorium intelektual NTB. Sebuah tempat lahirnya solusi bagi tantangan zaman. (tim)